KARAKTERISTIK KONSUMEN INDONESIA
Riawati Tanoyo : 19211050
Ricky Yohanes :
16211116
Safitri Handayani : 16211546
Sri Setiawaty : 18211261
Theresia W : 18211061
Bibi Nahlah : 13209712
Program Sarjana Ekonomi Manajemen
UNIVERSITAS GUNADARMA
Tahun 2011
KARAKTERISTIK KONSUMEN INDONESIA
Karakteristik dari Konsumen Indonesia (pada umumnya) Manusia memiliki
banyak sekali kebutuhan dalamhidupnya dengan jumlah yang tidak terbatas, baik
kebutuhan fisik maupun rohani.Untuk kebutuhan fisik manusia membutuhkan
barang-barang seperti makanan, pakaian, dan rumah. Sementara untuk kebutuhan
rohani, manusia membutuhkan jasa seperti hiburan dan konsultasi. Adapun
pengertian konsumsi secara khusus adalah suatu kegiatan yang tujuannya
mengurangi atau menghabiskan faedah suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka
pemenuhan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan yang beraneka ragam, kita
mengkonsumsi barang dan jasa. Barang adalah alat pemuas kebutuhan yang
mempunyai bentuk seperti tas, baju, dan berbagai barang laiinya.Adapun jasa
adalah alat pemuas kebutuhan yang tidak berbentuk tetapi dapat dirasakan
manfaatnya.Adapun manfaat dari suatu barang yang dipakai dalam pemenuhan
kebutuhan manusia adalah kepuasan yang dapat diberikan oleh barang tersebut
untuk memenuhi kebutuhan yang dapat menyebabkan barang tersebut lebih bernilai.
Masing-masing konsumen memiliki pribadi yang unik. Konsumen yang satu dengan
yang lainnya mempunyai kebutuhan yang bebeda dan prilaku yang berbeda dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.Konsumen di Indonesia memiliki karakter yang
berbeda pula dengan konsumen di negara lain.Sebagai contoh pada penjualan
produk telekomunikasi seperti ponsel. Sebagai contoh penjualan ponsel Nokia
9500 yang ternyata di pasaran negara Amerika Serikat kurang begitu diminati
oleh konsumennya, tetapi di Indonesia produk ini sangat laris bahkan menempati
urutan ketiga dalam penjualan ponsel Nokia 9500 di dunia. Ternyata setelah
dianalisis oleh para ahli ekonomi ternyata hal ini dipengaruhi oleh faktor
“gengsi”. Pada umumnya manusia memiliki 2 kebutuhan baik dari segi kebutuhan
fisik maupun kebutuhan rohani. Kebutuhan fisik seperti barang-barang, makanan,
pakaian dan rumah. sedangkan untuk kebutuhan rohani seperti hiburan dan
konsultasi. Konsumsi secara khusus berarti suatu kegiatan untuk menghabiskan
suatu benda (baik barang atau jasa). Barang ada alat pemuas kebutuhan yang
mempunyai bentuk, terlihat, serta dapat diraba. Jasa adalah alat pemuas kebutuhan
yang tidak berbentuk/berwujud, tetapi dapat dirasakan manfaatnya. Masing-masing
konsumen memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Konsumen satu dengan
konsumen yang lain mempunyai kebutuhan yang berbeda- beda pula.
Secara umum karakter konsumen di Indonesia dapat diklasifikasikan
menjadi 10 karakter yakni:
1.
Memiliki
pola pikir jangka pendek (short term perspective)
Contoh paling mudah adakah banyaknya kredit konsumen di Indonesia dan
sulitnya cash flow rumah tangga yang hanya melakukuan perhitungan kebutuhan
jangka pendek, yaitu mudah mendapatkan dalam waktu singkat.Hal ini juga
dipengarihi oleh kondisi ekonomi makro yang menyebabkan penurunan daya beli
masyarakat sehingga konsumen mencari solusi dengan melakukan kredit atau hal
yana lain agar kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dalam jangka pendek.
Selain itu konsumen Indonesia selalu membeli barang dengan berdasarkan
bajet yang tersedia, hal ini dapat terlihat dengan konsumen yang selalu barang
yang bernilai rendah daripada barang yang bernilai tinggi meskipun mereka mampu
untuk membelinya.
Dampak dari berpikir jangka pendek ini adalah membuat konsumen Indonesia
cepat lupa. Sebagai contoh, pada masalah maskapai penerbangan yang selalu
mengalami kecelakaan.Namun, konsumen di Indonesia selalu menggunakan maskapai
penerbangan tersebut dikarenakan murahnya tiket yang ditawarkan oleh maskapai
tersebut yang tidak dapat dilakukan oleh maskapai penerbangan lain yang
memberikan pelayanan dan jaminan keselamatan yang kebih menjanjikan.
2.
Tidak memiliki
perencanaan (dominated by unplanned behavior)
Konsumen Indonesia selalu tidak berencana dari jauh-jauh hari
sebelumnya. Sebagai contoh konsumen yang selalu melakukan impulse buying yakni
berbelanja dengan membeli langsung di tempat.
Hal lain adalah delalu melakukan berbagai kegiatan setelah mendekati
waktu yang ditentukan telah dekat.contohnya pembayaran biaya telepon, listrik,
air (PAM) dan biaya pendidikan anak-anak.
3.
Cendrung
berkelompok dan suka berkumpul (like to socialize)
Budaya konsumen Indonesia adalah kebiasaan berkumpul dengan lingkungan
sekitar atau kemasyarakatannya sangat kental dimana hal ini juga mengakibatkan
suburnya bisnis-bisnis seperti klub-klub atau arena berkumpul di Indonesia.
Contoh paling sederhana adalah dalam acara arisan yang selalu dilakukan
oleh para ibu-ibu rumah tangga serta dalam tempat fitnes center untuk para
remaja maupun orang tua yang ingin berolahraga.
4.
Tidak
adaptasi dengan teknologi baru (not adaptive to high technology)
Konsumen Indonesia cenderung tidak mengikuti perkembangan teknologi yang
disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia. Memang tidak
semua masyarakat Indonesia gaptek namun secara keseluruhan nagara Indonesia
masih tidak tahu penggunaan teknologi.
Menurut hasil riset menunjukkan jumlah pengguna teknologi di Indonesia
hanya mencapai 7-8% saja.Sangat jauh jika dibandingkan dengan negara maju
seperti Amerika Serikat yang mencapai 73%.Selain itu, sebagian dari pengguna
teknologi di Indonesia yang hanya 7-8% tersebut juga dimanfaatkan untuk hal-hal
yang tidak berproduktif seperti untuk bermain game online, bahkan untuk
mengakses situs-situs porno yang banyak dilakukan oleh para remaja Indonesia
pada saat sekarang ini.
5.
Fokus pada
konten bukan pada kontek (context, not content oriented)
Kecanderungan untuk membeli barang dilihat dari merk atau tampilan
luarnya sangat melekat pada konsumen Indonesia. Konsumen Indonesia cenderung
lebih suka membaca informasi yang sederhana, ringan dan mudah dicerna serta
dimengerti.
Pendapat tersebut terbukti dengan kurangnya minat baca masyarakat
Indonesia terutama literatur maupun bacaan tentang pengetahuan yang agak susah
dimengerti.Selain itu konsumen Indonesia lebih suka melihat acara di televisi
yang kurang bermanfaat seperti acara sinetron, infotanment, berita krimnal,
kuis, dan film dibandingkan dengan tayangan yang memiliki pengetahuan lebih
besar dan bermanfaat.
Sebagai contoh masalah artis sinetron Maia Ahmad yang bertengkar dengan
suaminya sangat diekpos oleh media dan masyarakat.Secara umum konsumen
Indonesia lebih melihat isinya atau bentuk luarnya saja dibandinakan dengan
manfaat yang dapat diperolehnya.
6.
Menyukai
barang-barang produksi Luar Negeri
Hal ini sangat dipengaruhi oleh ingin mencari kualitas yang lebih
baik.Meskipun produk yang ingn dibeli lebih mahal dari produk dalam negeri.Ini
disebabkan oleh pandangan masyarakat Indonesia yang selalu menganggap prodik
dalam negeri lebih tidak buruk kualitasnya dibandingkan denagn produk luar
negeri yang telah terkenal di dunia sehingga produsen di Indonesia cenderung
membuat produk yang hampir sama merknya. Bahkan ada oknum yang mengilegalkan
produknya dengan menggunakan merk yang sama dengan merk barang luar negeri yang
laris di pasaran Indonesia. Kadang konsumen cenderung membeli barang yang tidak
dibutuhkan denagn alasan gengsi, maupun nama produk tersebut yang telah
memiliki nama tersendiri dalam suatu pasaran
7.
Semakin
memperhatikan masalah keagamaan(religious)
Konsumen Indonesia memilki kepercayaan yang kuat diman masyarakat
Indonesia yang mayoritas memeluk agama islam yang sangat memperhatikan
kehalalan suatu produk yang mempengaruhi jumlah daya beli masyarakat. Karena
masyarakat lebih mengutamakan kehalalan baik produk makanan, minuman, maupun
restoran.
Contoh paling sederhana pada kasus bumbu maskan Ajinomoto yang dianggap
mengandung lemak babi yang mengakibatkan masyarakat islam Indonesia merasa
khawatir dan menurunnya daya beli masyarakat akan bumbu masakan tersebut dan
sedikit berdampak pada produk lain yang sejenis.
Tetapi masyarakat Indonesia dapat dipengaruhi oleh media, sebagai contoh
dengan menghadirkan tokoh agama yang bersedia mengkonsumsi makan masakan yang
diopinikan haram.
8.
Suka pamer
dan gensi (putting prestige as important motive)
Gengsi sangat melekat kuat pada konsumen Indonesia yang selalu ingin
menggunakan produk yang berkualitas dan bernilai eknomi tinggi.
Menurut Hadi Irawan, sikap gengsi pada seseorang dapat muncul apabila:
a. Konsumen suka bersosialisasi yang mendorong
seseorang untuk pamer atau menunjukkan dirinya lebih hebat dari orang lain.
b. Indonesia masih menganut paham feodal yang mana
masih adanya asas stratifikasi dalam masyarakat sehingga masyarakat masih
dibedakan dalam kelas-kelas sosial yang berbeda.
c. Masyarakat Indonesia masih menilai kesuksesan
seseorang dari jabatan maupun barang yang dimiliki.sehingga wajar bagi
seseorang yang telah memiliki atribut-atribut kesuksesan seperti mobil, rumah
,kredit card,laptop , telepon genggam dll
telah dianggap sukses dalam hidupnya.
9.
Tidak
banyak dipengaruhi Budaya Lokal (strong in subculture)
Etnis, fanatisme dan kebiasaan suatu daerah sangat berbeda dengan daerah
lain yang juga membuat selera konsumennya berbeda.Sebagai contoh pada
masyarakat Padang yang biasa mengkonsumsi makanan yang pedas maka tidak cocok
dengan masakan jawa yang cenderung manis.
Oleh karena itu tidak semua merek dalam suatu negara dapat menguasai
pemasaran dalam semua wilayah Indonesia sebab beragamnya budaya dan etnis di
Indonesia.
10.
Kurang
Memperdulikan Lingkungan (low consciousness towards environment)
Masalah lingkungan merupakan masalah yang terus berkembang saat ini.
Banyak produk yang memposisikan produknya sebagai produk ramah lingkungan
tetapi bukti di lapangan hal ini tidak efektif.Masyarakat Indonesia selalu
memposisikan masalah lingkungan pada urutan terbawah. Berbeda dengan luar
negeri yang memposisikan masalah lingkungan di posisi paling teratas karena
akibat yang ditimbulkan sangat beragam.
Jadi, itulah kesepuluh karakteristik konsumen Indonesia yang jika
dicermati juga sangat dipengaruhi masalah perkembangan teknologi yang semakin
lama semakin berkembang dengan pesat.
Sumber:
Irawan, Handi. 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan.Jakarta :Elex Media
Komputindo, 2004.
www.markplusnco.com diakses pada tanggal 24 November 2007
www.beyblog.syafaatadvertising.net dakses pada tanggal 24 November 2007
www.karakteristikkonsumenIndonesia diakses pada tanggal 25 November 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar