MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANERGARAAN
“WAWASAN NUSANTARA TERHADAP KESATUAN NEGARA “
disusun oleh :
NAMA : THERESIA WD
NPM : 18211061
KELAS : 2EA27
FAKULTAS : EKONOMI
JURUSAN : MANAJEMEN
MATA KULIAH : PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
DOSEN : SRI WALUYO
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI-KALIMALANG
2012-2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan
YME atas rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik . Tak lupa sebagai penulis saya ucapkan terima kasih kepada para
sahabat dan pihak-pihak yg mendukung pembuatan makalah ini. Makalah ini disusun
guna melengkapi tugas Pendidikan Kewarganegaraan “WAWASAN
NUSANTARA TERHADAP KESATUAN NEGARA”. Dalam penyusunan
makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, saya telah
berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin
dan sesuai dengan harapan, walaupun di dalam pembuatannya saya menghadapi
berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
saya miliki. Oleh sebab itu pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya khususnya kepada Bapak Sri Waluyo selaku dosen
pembimbing Pendidikan Kewarganegaraan. Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan
pembuatan penulisan ilmiah ini, masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena
itu saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan untuk dapat
menyempurnakan makalah di masa yang akan datang. Semoga apa yang disajikan
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan teman-teman maupun pihak lain
yang berkepentingan.
Bekasi,
25 Mei 2013,
Hormat
Saya,
Theresia Widyaningrum D
DAFTAR
ISI
JUDUL
.............................................................................................................................................I
KATA
PENGANTAR ....................................................................................................................2
DAFTAR
ISI
...................................................................................................................................3
BAB
1 PENDAHULUAN ..............................................................................................................4
1.1
LATAR BELAKANG
..............................................................................................................4
1.2
RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
1.3
TUJUAN
...................................................................................................................................5
1.4 MANFAAT
...............................................................................................................................5
BAB
2 PEMBAHASAN
.................................................................................................................6
2.1
PENGERTIAN……………………..........................................................................................6
2.2 FUNGSI DAN TUJUAN WAWASAN NUSANTARA
..........................................................6
2.3 PENERAPAN WAWASAN NUSANTARA ...........................................................................7
2.4 METODE PENANAMAN NILAI-NILAI WAWASAN NUSANTARA ...............................9
2.5 PERANAN WAWASAN NUSANTARA
..............................................................................13
2.6
PERANAN WAWASAN NUSANTARA
TERHADAP KEDAULATAN NASIONAL KEDEPAN
..............................................................................................................................16
BAB
3 PENUTUP ........................................................................................................................20
3.1
KESIMPULAN
.......................................................................................................................20
3.2
SARAN
...................................................................................................................................20
3.3
DAFTAR PUSTAKA
.............................................................................................................21
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bagi sebuah negara besar seperti Indonesia, kekayaan budaya
dan alam merupakan potensi sekaligus tantangan yang harus diselaraskan dengan
benar. Jika tidak bisa-bisa kebesaran negara Indonesia akan berangsur surut
dengan sendirinya dikarenakan gerakan separatis. Sebagai contoh adalah negara
Uni Soviet yang dulu pernah disebut Super Power, hari ini negara itu sudah
menjadi banyak negara-negara kecil. Kenyataan ini bisa dijadikan obyek belajar
bagi negara Indonesia untuk menyiapkan ramuan yang jitu dalam menyiasati
kebesaran negaranya yang terdiri dari banyak pulau, suku, bahasa, agama, dan
kekayaan alam.
Menyadari hal itu negara merasa sangat perlu untuk
mewujudkan persamaan cara pandang terhadap seluruh komponen negaranya, supaya
tidak terjadi visi ganda dari masing-masing komponen bangsa. Setiap anggota
masyarakat negara Indonesia diharapkan memiliki cara pandang yang sama, yang
diharapkan mampu menumbuhkan rasa cinta, memiliki, dan akhirnya kesatuan untuk
menjaga dan mempertahankan negara Indonesia ini sebagai sebuah kesatuan yang
meliputi bumi, langit, udara, dan segala kekayaannya.
Hal inilah yang terkenal dengan sebutan wawasan nusantara.
Perjalanan penanaman wawasan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Walaupun pada tataran ide sulit untuk dimengerti jika masih ada beberapa pihak yang menolak gagasan itu. Tetapi secara praktis tidak berarti semua pihak bisa benar-benar mempunyai pemaknaan yang sama terhadap makna wawasan nusantara. Salah satu permasalahan yang timbul adalah, bagaimana implementasi wawasan nusantara di pedesaan.
Perjalanan penanaman wawasan ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Walaupun pada tataran ide sulit untuk dimengerti jika masih ada beberapa pihak yang menolak gagasan itu. Tetapi secara praktis tidak berarti semua pihak bisa benar-benar mempunyai pemaknaan yang sama terhadap makna wawasan nusantara. Salah satu permasalahan yang timbul adalah, bagaimana implementasi wawasan nusantara di pedesaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, Permasalahan yang dapat
di agkat adalah:
1.
Apakah pengertian wawasan nusantara?
2.
Fungsi dan tujuan wawasan nusantara?
2.
Bagaimanakah penerapan wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa?
3.
Bagaimanakah metode penyampaian nilai-nilai wawasan nusantara?
4.
Bagaimanakah peranan wawasan nusantara terhadap kesatuan nasional?
5.
Bagaimanakah peranan wawasan nusantara terhadap kesatuan nasional kedepan?
6. Peranan
wawasan nusantara terhadap kedaulatan nasional kedepan?
1.3 Tujuan
Tujuan dari permasalahan diatas
adalah:
1.
Mengetahui pengertian wawasan nusantara.
2.
Mengetahui cara penyampaian wawasan nusantara.
3.
Mengetahui penerapan wawasan nusantara dalam kehidupan berbangsa.
4.
Mengetahui peranan wawasan nusantara terhadap kesatuan nasional.
5.
Mengetahui peranan wawasan nusantara terhadap kesatuan nasional kedepan.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan jurnal ini
adalah:
1.
Memberikan informasi tentang pengertian wawasan nusantara.
2.
Memberikan informasi tentang kepedulian bangsa indonesia terhadap wilayah
nusantara.
3.
Memberikan informasi penerapan wawasan nusantara yang ada di indonesia.
4.
Memberikan informasi tentang manfaat wawasan nusantara bagi suatu bangsa.
BAB 2
PEMBAHASAN
WAWASAN NUSANTARA TERHADAP KESATUAN NEGARA
2.1 Pengertian
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
tentang diri dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia
yang merdeka, berdaulat, bermartabat serta menjiwai tata hidup dalam mencapai
tujuan perjuangan nasional. Wawasan Nusantara merupakan pandangan
geopolitik bangsa Indonesia dalam mengartikan tanah air Indonesia sebagai satu
kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan negara yang
mencakup sesuai TAP MPR Nomor II/MPR/1983 tanggal 12 Maret 1983 dalam mencapai
tujuan pembangunan nasional meliputi kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan.
Hakekat wawasan nusantara adalah wawasan persepsi pada
segenap komponen bangsa Indonesia sebagai dasar bagi terbangunnya rasa dan
semangat nasional yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional. wawasan
nusantara merupakan norma-norma dasar yang perlu dipahami agar dapat dihayati
cara pandang secara utuh dan menyeluruh meliputi, kepentingan bersama,
keadilan, kesetiaan. Arah pandang wawasan nusantara untuk kepentingan nasional
baik ke dalam untuk menjamin terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa, serta
kesatuan wilayah maupun keluar demi terjaminnya kepentingan nasional dalam
suasana dunia yang serba berubah.
2.2 Fungsi dan Tujuan Wawasan Nusantara
Fungsi wawasan nusantara sendiri bagi bangsa Indonesia yaitu
disatu sisi merupakan pedoman dan rambu-rambu, sedangkan disisi lain menjadi
penggerak dan pendorong dalam mencapai tujuan nasional dalam rangka mewujudkan
cita-cita nasional bangsa Indonesia. wawasan nusantara bertujuan untuk
memantapkan rasa dan sikap nasional yang tinggi, rasa senasib sepenanggungan,
sebangsa setanah air, satu tekad bersama yang lebih mengutamakan kepentingan nasional
dari pada kepentingan orang perorangan kelompok, golongan, suku bangsa atau
daerah di segala bidang/aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan
nasional.
Kedudukan wawasan nusantara diposisikan sebagai Visi
Nasional yang di dalam paradigma nasional berkedudukan sebagai landasan
nasional dan berada pada tataran setelah landasan ideologi dan landasan
konstitusional. Pembinaan dan penyelenggaraan tata kehidupan bangsa dan negara
Indonesia disusun atas dasar hubungan timbal balik antara falsafah, cita-cita dan
tujuan nasional serta kondisi sosial budaya dan pengalaman sejarah yang
menumbuhkan kesadaran tentang kemajemukan dan kebhinekaannya dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional. wawasan nusantara mempunyai peran
penting bagi bangsa indonesia yaitu sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta
rambu-rambu dalam menentukan kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan
bagi pemerintah yang merupakan wakil rakyat.
2.3 Penerapan Wawasan Nusantara
Penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada pola pikir,
pola sikap dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan bangsa dan
negara kesatuan Republik Indonesia daripada kepentingan pribadi atau kelompok
sendiri. Semua itu menggambarkan rasa, paham dan semangat kebangsaan atau
nasionalisme yang tinggi sebagai identitas atau jati diri bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia yang memandang Indonesia sebagai satu kesatuan wilayah,
meliputi tanah (darat), air (laut) termasuk dasar laut dan tanah di bawahnya
dan udara diatasnya secara tidak terpisahkan, yang menyatukan bangsa dan negara
secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional.
Penerapan wawasan nusantara dalam
pembangunan negara di berbagai bidang tampak pada berbagai proyek pembangunan
sarana dan prasarana ekonomi, komunikasi dan transportasi. Penerapan di bidang sosial dan
budaya terlihat pada kebijakan untuk menjadikan bangsa Indonesia yang Bhinneka
Tunggal Ika tetap merasa sebangsa, setanah air, senasib sepenanggungan dengan
asas pancasila.
Penerapan
wawasan nusantara di bidang pertahanan keamanan terlihat pada kesiapsiagaan dan
kewaspadaan seluruh rakyat melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta untuk menghadapi berbagai ancaman bangsa dan Negara.
Sementara itu, pandangan bangsa asing terhadap bangsa
Indonesia dapat dipilah menjadi 2 bagian besar, yakni pandangan positif, ini
lebih didasarkan pada pandangan mereka bahwa Indonesia memang telah memiliki
landasan yang kokoh atau telah memiliki sendi-sendi kebangsaan dan kenegaraan
yang kuat yang memungkinkan Indonesia untuk bangkit, maju dan jaya dalam
percaturan di panggung Internasional.
Sedangkan pandangan negatif, mereka lebih sebagai pandangan
yang amat subyektif dan diarahkan sebagai bagian dari ‘alat propaganda politik’
untuk membangun opini negatif dari dunia internasional terhadap Indonesia.
Dua pandangan tersebut sebagai berikut :
1.
Pandangan Positif.
- Konsep atau bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
- Staatfundamentalnorm UUD 1945 dan Pancasila.
- Indonesia negara terpenting di kawasan Asia Pasifik.
- Indonesia memiliki letak Geografi atau Geopolitik yang amat Strategis.
- Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
- Konsep atau bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
- Staatfundamentalnorm UUD 1945 dan Pancasila.
- Indonesia negara terpenting di kawasan Asia Pasifik.
- Indonesia memiliki letak Geografi atau Geopolitik yang amat Strategis.
- Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
2. Pandangan Negatif.
- Indonesia berada pada masa ‘Transisi Demokrasi’.
- Reformasi bisa menjadi gerbang kehancuran bagi bangsa indonesia
- Makin menguatnya gerakan yang mengarah pada pembentukan khilafah
- Indonesia berada pada masa ‘Transisi Demokrasi’.
- Reformasi bisa menjadi gerbang kehancuran bagi bangsa indonesia
- Makin menguatnya gerakan yang mengarah pada pembentukan khilafah
atau
pemerintahan / negara berdasarkan Agama (Islam).
- Sistem multipartai yang tidak diimbangi dengan kedewasaan dalam
- Sistem multipartai yang tidak diimbangi dengan kedewasaan dalam
berpolitik
secara etis dan bermoral
-
Degradasi pemahaman dan pengamalan terhadap ideologi Pancasila,
UUD 1945, nasionalisme, dan kesadaran Bhineka Tunggal Ika
-
Maraknya Terorisme, Radikalisme dan Sparatisme
-
Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
-
Maraknya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
-
Pengabaian masalah lingkungan hidup
Skenario
Asing Terhadap Indonesia
Skenario asing untuk melemahkan dan mengerdilkan Indonesia,
pada dasarnya berangkat dari strategi yang amat standar, yakni dengan
mengeksploitasi kekuatan Indonesia agar menjadi lemah dan secara bersamaan
memanfaatkan, memelihara dan memperbesar kelemahan nasional yang telah ada.
Pada dasarnya penerapan strategi untuk menjalankan skenario asing itu ditempuh
secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, misalnya melalui
lembaga atau institusi resmi (Kedubes), tenaga ahli pertahanan atau perusahaan,
konsultan asing, misionaris, LSM dan bentuk-bentuk perwakilan suatu lembaga
atau organisasi tertentu di Indonesia.
Namun, bisa juga dengan cara tidak langsung, misalnya dengan
menanam ‘Agen’ orang lokal, partner lokal, LSM lokal, dan lain-lain. Kesemuanya
itu dengan satu tujuan, yakni bagaimana agar Indonesia lemah dan mudah
untuk di kendalikan oeh negara lain.
Dalam melemahkan semangat nasionalisme bangsa
indonesia ada beberapa hal yang dilakukan oleh pihak asing seperti
pengeroposan paradigma nasional, demokrasi dan HAM, pujian yang mengandung tipu
daya, pecah belah Social Capital Indonesia, dengan cara-cara di atas maka
bangsa Indonesia cepat ataupun lambat akan menjadi bangsa yang lemah.
Untuk itu pendidikan tentang wawasan nusantara harus diberikan kepada
generasi muda sejak dini untuk menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah
air yang tinggi supaya bangsa indonesia tercinta ini bisa menjadi bangsa yang
memiliki rasa solidaritas yang tinggi dan memiliki rasa tanggung jawab bersama
untuk menjaga dan memelihara kedaulatan dan kesatuan bangsa dan negaranya.
2.4 Metode Penanaman Nilai-Nilai Wawasan
Nusantara
Dari seluruh wilayah Indonesia 75 persen merupakan daerah
pedesaan. Jika di hitung-hitung lagi, diantara 75 persen tersebut masih banyak
yang merupakan daerah terbelakang atau terpencil. Bahkan diluar Jawa masih
banyak daerah-daerah yang masih terdiri dari hutan perawan yang belum terjamah
peradaban manusia. Jika pada sentral-sentral peradaban yaitu di kota sedang
dilakukan penyadaran publik untuk melingkupi seluruh nusantara, maka
permasalahan terbesar justru terjadi di wilayah-wilayah terpencil itu.
Permasalahan di mulai dari segi transportasi dan komunikasi.
Selain itu terjadi pula kesenjangan pengetahuan yang cukup signifikan yang
sangat berpengaruh terhadap hasil upaya penanaman nilai-nilai wawasan nusantara
tersebut. Ambillah contoh daerah Papua pedalaman dibandingkan dengan daerah
Jakarta Utara. Jika di Jakarta Utara rata-rata penduduk sudah mengenyam bangku
pendidikan dan memperoleh informasi yang sangat banyak maka mudah bagi
masyarakat itu untuk mengerti tujuan dari penanaman wawasan nusantara tersebut.
Namun menjadi sulit bagi masyarakat Papua pedalaman, karena
mereka selain minim informasi dan pendidikan, juga sebenarnya mereka tidak
benar-benar merasakan bahwa persoalan yang sedang ingin ditanggulangi dan
tujuan dari penanaman wawasan nusantara itu sebagai suatu hal yang penting bagi
mereka.
Mereka sudah terbiasa dengan kehidupan yang sederhana dan
konvensional yang sudah terjadi secara turun temurun. Perbedaan sejarah membuat
adanya perbedaan perilaku dan sikap pula. Maka untuk mengatasi masalah ini
secara komprehensif dan tepat sasaran, perlu digagas stretegi apa yang
selayaknya diambil. Secara sederhana setidaknya ada beberapa hal yang perlu
digaris bawahi :
1.
Pola pendidikan/penanaman yang tepat
bagi masing-masing daerah.
Karakteristik daerah dengan latar belakang kultur, agama dan
adat yang berbeda perlu disikapi dengan pola pendidikan yang berbeda. Artinya
penghormatan terhadap apa yang sebelumnya mereka anut atau lakukan sangat
penting untuk dihormati keberadaannya.
Penanaman nilai-nilai wawasan nusantara sebisa mungkin tidak
bermuatan politis tetapi bermuatan kekeluargaan dan kerakyatan. Acara-acara
atau momen-momen yang paling tepat untuk dijadikan ajang penanaman nilai-nilai
wawasan nusantara justru pada saat acara adat/ritual yang biasa dilakukan di
daerah tersebut.
Sehingga masyarakat setempat merasa bahwa wawasan nusantara
merupakan bagian integral dari budaya mereka sendiri. Walaupun seluruh
masyarakat Indonesia itu sadar bahwa kemerdekaan itu penting dan begitu pula
dengan persatuan dan kesatuannya, tetapi ketika hal itu diimplementasikan pada
komponen-komponen pelaksananya termasuk pada penanaman nilai-nilai wawasan
nusantara ini, bisa saja dianggap ‘politis’, karena secara manusiawi sangat
mungkin terjadi manipulasi oleh para oknum pelaku pemerintahan.
Hal inilah yang sangat dikhawatirkan menjadi bumerang
terhadap usaha penanaman nilai itu sendiri sehingga harus terjadi kerjasama
yang baik antara masyarakat dengan pemerintah yang berwenang sehingga tidak
terjadi manipulasi oleh para oknum pelaku pemerintahan.
2.
Intensitas permasalahan yang
diangkat pada masing-masing daerah.
Setelah melalui pola pendidikan atau penanaman yang
kekeluargaan, selanjutnya perlu diimbangi pula dengan keseimbangan logis dan
emosional. Hal itu dilakukan dengan melihat potensi dan kekurangan pada
masing-masing daerah. Sebagai contoh adalah daerah Papua; karena karakteristik
masyarakatnya yang sedikit lebih terbelakang dari masyarakat lain, maka usaha
penanaman nilai itu harus dibarengi dengan peningkatan pendidikan yang lebih
gencar dari daerah lain.
Tidak logis kiranya jika pada saat penanaman nilai itu
dilakukan, kemudian konsentrasi pendidikan tidak dialihkan ke sini, sedangkan
usaha eksploitasi sumber daya alamnya sudah dimulai, hal ini sangat potensial
menimbulkan konflik, karena beberapa segi :
Ø Kesadaran
masyarakatnya yang belum tinggi, sehingga potensial menimbulkan kesalahpahaman.
Ø Kesengajaan
oknum pemerintah yang memanfaatkan keadaan senjang pendidikan tersebut untuk
menguasai, sehingga meninggalkan aib bagi usaha penanaman wawasan nusantara
itu.
3.
Pendekatan psikologis yang digunakan
pada masing-masing daerah.
Pendekatan psikologis yang dimaksud adalah ketika suatu
daerah memiliki kecenderungan kuat terhadap sebuah tradisi agama atau budaya
yang kental, maka penanaman nilai ini harus menyesuaikan dengan latar belakang
mereka. Sebagai contoh adalah daerah Islam, karena di dalam Islam diajarkan
mengenai pemanfaatan kekayaan alam dan sumber daya manusia yang sangat detail
dengan pembahasan halal-haram segala, maka jangan sampai usaha penanaman
nilai-nilai wawasan nusantara, menyebabkan mengikisan fungsi kontrol agama yang
sudah mereka anut.
Bagaimana mungkin mendirikan banyak diskotik dengan
alasan pariwisata dan pengkayaan potensi pariwisata, pada daerah yang sangat
agamis, hal itu adalah pemaksaan sekaligus pelecehan terhadap nilai-nilai
setempat yang sebenarnya tidak bertentangan dengan wawasan nusantara jika mau
disikapi secara adil.
4.
Peran yang diberikan pada
masing-masing daerah.
Peran yang dimaksud adalah menempatkan setiap daerah pada
potensi dan kecenderungannya masing-masing. Artinya pada suatu daerah yang
sangat kaya alamnya, maka diprioritaskan untuk membangun potensinya itu sebagai
bagian integral dari pembangunan negara. Sedangkan pada daerah dengan potensi
perdagangan misalnya, diberi kesempatan untuk mengembangkan daerahnya menjadi
pusat perdagangan yang besar.
Kepentingannya justru bagaimana memanfaatkan
keberagaman itu pada sebuah kerjasama yang saling mendukung, dan bukannya
saling menyaingi dan menjatuhkan. Semangat ini sangat tergantung pada
pelaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pelaksana
pemerintahan sebagai cermin dari kekonsistenan melaksanakan wawasan nusantara.
5.
Implementasi wawasan nusantara.
penerapan wawasan nusantara harus
tercermin pada pola pikir, pola sikap, dan pola tindak yang senantiasa mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara daripada kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan kata lain,
wawasan nusantara menjadi pola yang mendasari cara berpikir, bersikap, dan
bertindak dalam rangka menghadapi berbagai masalah menyangkut kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Implementasi wawasan nusantara
senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat dan wilayah tanah air secara
utuh dan menyeluruh. Keyakinan ini dibuktikan dalam sejarah perjuangan bangsa
Indonesia sejak awal proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia
sampai sekarang. Dengan demikian wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya
mewujudkan kesatuan aspek kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan
dan keutuhan bangsa, serta upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian
dunia.
Bangsa Indonesia bersama
bangsa-bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi melalui
sosial budaya, ekonomi maupun politik luar negeri yang bebas aktif.
Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan iklim
penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam wujud
pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai
penjelmaan kedaulatan rakyat.
Implementasi wawasan nusantara dalam
kehidupan ekonomi akan menciptakan tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin
pemenuhan dan peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata. Di samping itu, implementasi wawasan nusantara mencerminkan tanggung
jawab pengelolaan sumber daya alam yang memperhatikan kebutuhan masyarakat
antar daerah secara timbal balik serta kelestarian sumber daya alam itu
sendiri.
a.
Kekayaan di
wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif, adalah modal dan milik
bersama bangsa untuk memenuhi kebutuhan di seluruh wilayah Indonesia secara
merata. Namun sayangnya hal tersebut belum sepenuhnya benar-benar terwujud,
dalam pengelolaannya hasil kekayaan bangsa indonesia belum sepenuhnya dinikmati
secara bersama-sama bahkan kekayaaan bangsa indonesia sering dikuasai oleh
perusahaan swasta/pribadi hal ini membuktikan bahwa pemerintah bangsa indonesia
belum sepenuhnya bisa menjadi wakil rakyat yang pro dengan rakyat. Mereka hanya
mengatasnamakan dirinya untuk rakyat namun pada kenyataannya mereka masih
memetingkan urusan pribadinya/usahanya sendiri, disamping itu pemerintah belum
bisa membela aspirasi rakyatnya karena mereka cenderung berpihak kepada para
pengusaha swasta berkantong tebal.
b.
Tingkat
perkembangan ekonomi harus seimbang dan serasi di seluruh daerah tanpa
mengabaikan ciri khas yang memiliki daerah masing-masing. Maksudnya pembangunan
ekonomi harus merata diseluruh nusantara dengan cara membuka wilayah-wilayah
yang terisolir menjadi daerah pusat perekonomian di indonesia yaitu dengan cara
membuka jalur-jalur transportasi agar wilayah tersebut menjadi daerah yang
ramai dan penuh dengan potensi perekonomian sehingga dapat menarik
investor-investor untuk menanamkan modalnya diwilayah tersebut. Kehidupan
perekonomian di seluruh wilayah nusantara diselenggarakan sebagai usaha bersama
dengan asas kekeluargaan dengan sistem ekonomi kerakyatan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
c.
Perwujudan
Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial Budaya. Peranan wawasan
nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan menciptakan sikap batiniah dan
lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan sebagai kenyataan hidup
sekaligus karunia Tuhan. Implementasi ini juga akan menciptakan kehidupan
masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul
daerah, agama, atau kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya.
Budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu kesatuan dengan corak ragam budaya
yang menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Budaya Indonesia tidak menolak
nilai-nilai budaya asing asalkan tidak bertentangan dengan nilai budaya bangsa
sendiri dan hasilnya dapat dinikmati.
d.
Perwujudan
Kepulauan Nusantara Sebagai Satu Kesatuan Pertahanan dan keamanan. Peranan
wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan akan menumbuhkan
kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan membentuk sikap
bela negara pada tiap warga negara Indonesia. Kesadaran dan sikap cinta tanah
air dan bangsa serta bela negara ini menjadi modal utama yang akan mengerakkan
partisipasi setiap warga negara indonesia dalam menghadapi setiap bentuk
ancaman antara lain:
Ø Bahwa ancaman terhadap satu pulau
atau satu daerah pada hakikatnya \adalah ancaman terhadap seluruh bangsa dan
negara.
Ø Tiap-tiap warga negara
mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk ikut serta dalam pertahanan dan
keamanan Negara dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
2.5 Peranan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berperan penting bagi kedaulatan suatu
negara. Karena wawasan nusantara sangat
berperan penting untuk membangun jiwa dan menumbuhkan rasa cinta tanah air.
Dengan ditanamkanya wawasan nusantara sejak dini akan menciptakan suatu pola
pikir dimana bahwa seluruh kekayaan bangsa indonesia ini baik dari sumber daya
alamnya maupun dari sumber daya manusiaanya/budayanya yang merupakan warisan
nenek moyang pejuang pendiri bangsa harus dijaga, dirawat dan dilindungi
dengan segenap jiwa raga dari tangan negara lain yang ingin merusak bangsa dan
negara Indonesia tercinnta ini. Indonesia merupakan bangsa yang kaya dan subur
sehingga sudah pasti banyak negara lain yang tergiur dengan segala kekayaan dan
potensi luar biasa yang dimiliki bangsa indonesia. Wawasan nusantara yang
ditanamkan pada generasi penerus bangsa ini akan mebentuk dan membangun jiwa
nasionalisme dan rasa bersatu untuk bersama-sama menjaga tanah air dari segala
ancaman negara lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
Masa depan bangsa berada di tangan generasi muda khususnya
pelajar. Mereka adalah harapan kita. Generasi bintang. Sudah sepantasnya energi
dan perhatian kita curahkan kepada pelajar demi terwujudnya masa depan bangsa
yang memiliki ketahanan nasional yang tangguh. Jangan berharap terlalu besar
untuk menumbuhkan nasionalisme dari generasi tua. Mahasiswa saja sudah sulit.
Nasionalisme mereka memiliki makna yang berbeda-beda. Menurut Taufik Abdullah,
mantan Ketua LIPI, krisis nasionalisme yang dialami bangsa Indonesia merupakan
hasil sebuah proses kompleks sejarah kepemimpinan nasional yang memberikan
dampak pada jiwa-jiwa rakyatnya. Bahkan dalam salah satu artikelnya ia
mengatakan bangsa indonesia saat ini sedang mengalami “Krisis
Nasionalisme,”. Dengan demikian kaum pelajar tidak masuk
dalam kategori yang terkena krisis nasionalisme karena mereka termasuk
lugu pada kasus ini.
Ancaman dan hambatan untuk pelajar menumbuhkembangkan rasa
cinta tanah air adalah lingkungan dan globalisasi. Dan jangan lupa
mereka adalah ‘Digital Native’ – lahir dan besar di era digital. Mereka lahir
di masa yang memanjakan fisik dan mobilitas seseorang di mana pelajaran
mengenai tugas dan kewajibannya sebagai warga negara menjadi sebuah hal yang
membosankan dan jadul. Untuk itu kita sebagai tiang bangsa harus bisa
menumbuhkembangkan rasa cinta tanah air dan harus bisa menerapkan wawasan
nusantara dalam kehidupan berbangsa selain itu mengadakan seminar-seminar
bertemakan nasionalisme harus sering diadakan untuk memupuk jiwa nasinalisme
para generasi muda.
Pengetahuan tentang nusantara sangatlah penting demi
terciptanya bangsa yang maju, kuat dan tangguh. Untuk menjadi bangsa yang
tangguh jiwa rela berkorban untuk negara harus muncul dan ada pada setiap warga
negara. Untuk itu Pendidikan Bela Negara harus diberikan sejak dini kepada
generasi muda saat ini. Dalam penyampaiannyapun tentunya menggunakan sistem
pembelajaran constructive and active learning, yang berarti serangkaian
aktivitas belajar dibuat sehingga para peserta mampu secara otomatis mengetahui
apa itu wawasan kejuangan, kebangsaan dan nusantara tanpa diberitahu oleh
penyelenggara. Berbeda dengan passive learning seperti model perkuliahan di
ruangan yang menuangi peserta bagaikan sebuah teko (guru) berisi air penuh mengalirkan
air ke gelas (murid) yang kosong. Ini namanya spoonfeeding. Tak akan berhasil
mencapai sasaran pembelajaran, yakni nasionalisme.
Bukankah kini outbond banyak digandrungi. Juga permainan
pinball, dan soft air gun. Kegiatan yang memerlukan taktik dan sedikit
adrenalin ini tentunya bisa menjadi bagian dari Pendidikan Bela Negara. Ini
bisa dijadikan sebagai daya tarik pelajar. Belum lagi kalau mereka
diperkenalkan dengan mobilitas pasukan dari Titik Bongkar (TB) ke Daerah
Persiapan (DP) untuk melakukan penyerangan. Pastinya dalam perang konvensional,
dari TB ke DP jaraknya tidaklah dekat dikarenakan titik sasaran berada di
sebuah ketinggian. Mereka dapat melatih fisik mereka sembari menikmati alam.
Banyak sekali bagian dari Pendidikan Bela Negara yang bisa
diperkenalkan dan diperlatihkan kepada pelajar dengan cara yang menyenangkan
tanpa tekanan baik Pilih Jurit Tangkas (PJT), pertahanan, serangan, patroli,
bahkan sampai pengenalan senjata. Yang penting outcome pembelajaran harus sudah
diset termasuk skill dan knowledge yang diharapkan. Penggunaan sistem level
juga sangat berarti agar siswa punya semangat untuk berkompetisi.
Masalah pendanaan dan promosi sepertinya bisa melibatkan
pihak swasta. Bidang Bela Negara sudah selayaknya mendapatkan perhatian para
pengusaha di samping pendidikan dan kesehatan, karena ketahanan nasional dan
masa depan persatuan bangsa juga merupakan masalah bersama. Tentunya diperlukan
departemen khusus untuk secara intensif menawarkan program ini kepada swasta
dan juga insentifnya. Departemen yang ditunjuk harus bisa memberikan penyadaran
betapa arti penting Pendidikan Bela Negara. Biasanya, perusahaan akan mem-blow
up kegiatan CSR mereka melalui media massa. Dengan demikian diharapkan banyak
pengusaha yang akan bergabung untuk mendukung program ini.
Perang terbuka memang jangan sampai terjadi. Namun,
walau nantinya harus terjadi Indonesia sudah siap dengan salah satu potensinya
yakni sumber daya manusia yang memiliki keterampilan dasar tempur.
Sehingga Wawasan
Nusantara/pengetahuan Nusantara harus benar-benar diwariskan kepada generasi muda yang merupakan tiang
bangsa kemudian diterapkan dalam sikap dan tingkah laku sebagai bangsa
Indonesia yang terdiri dari berbagai ragam suku, ras dan budaya yang memiliki
ciri khas daerahnya masing-masing namun tetap memiliki rasa satu kesatuan yang
kuat untuk menjaga tanah air dari ancaman bangsa lain. Salah satu manfaat
paling nyata dari penerapan Wawasan Nusantara. Khususnya di bidang wilayah.
Adalah diterimanya konsepsi nusantara di forum internasional. Sehingga
terjaminlah integritas wilayah territorial Indonesia. Laut nusantara yang
semula dianggap “laut bebas” menjadi bagian integral dari wilayah Indonesia.
Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup tersebut menghasilkan sumber daya
alam yang mencakup besar untuk kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan luas
wilayah tersebut dapat diterima oleh dunia internasional terutama negara
tetangga yang dinyatakan dengan persetujuan yang dicapai.
Dewasa ini kita menyaksikan bahwa
kehidupan individu dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sedang
mengalami perubahan. Dan kita juga menyadari bahwa faktor utama yang mendorong
terjadinya proses perubahan tersebut adalah nilai-nilai kehidupan baru yang di
bawa oleh negara maju dengan kekuatan penetrasi globalnya. Apabila kita
menengok sejarah kehidupan manusia dan alam semesta, perubahan dalam kehidupan
itu adalah suatu hal yang wajar, alamiah.
Dalam dunia ini, yang abadi dan
kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan wawasan nusantara yang syarat
dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan di bentuk dalam proses panjang
sejarah perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa Indonesia tentang persatuan
dan kesatuan itu akan terhanyut tanpa bekas atau akan tetap kokoh dan mampu
bertahan dalam terpaan nilai global yang menantang Wawasan Persatuan bangsa.
Tantangan itu antara lain adalah pemberdayaan rakyat yang optimal, dunia yang
tanpa batas, era baru kapitalisme, dan kesadaran warga negara.
2.6 Peranan Wawasan Nusantara Terhadap
Kedaulatan Nasional Kedepan
Wawasan Nusantara berperan penting terhadap
kedaulatan suatu negara. Bagaimana mungkin suatu negara dapat berdiri dengan
kuat jika rakyatnya belum memiliki rasa kesatuan yang kuat dan memiliki rasa
kekeluargaan saling memiliki dan saling menjaga tanah airnya, dimana tanah
airnya merupakan tempat dimana ia dilahirkan.
Pengetahuan tentang Wawasan Nusantara dapat menumbuh
kembangkan rasa cinta tanah air untuk menjaga tanah air dari segala bentuk
ancaman negara lain yang tergiur dengan segala pesona kekayaan alam dan budaya
yang dimiliki bangsa Indonesia. Untuk itu kita sebagai generasi muda yang
merupakan tiang bangsa harus memiliki dua arah pandang Wawasan Nusantara yaitu:
1. Arah Pandang ke Dalam
Arah pandang ke dalam bertujuan menjamin perwujudan
persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional , baik aspek alamiah maupun
aspek sosial . Arah pandang ke dalam mengandung arti bahwa bangsa Indonesia
harus peka dan berusaha untuk mencegah dan mengatasi sedini mungkin faktor –
faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan harus mengupayakan tetap
terbina dan terpeliharanya persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan .
2. Arah Pandang ke Luar
Arah pandang keluar ditujukan demi terjaminnya kepentingan
nasional dalam dunia yang serba berubah maupun kehidupan dalam negeri serta
dalam melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan , perdamaian abadi
, dan keadilan sosial , serta kerjasama dan sikap saling hormat menghormati .
Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa dalam kehidupan internasionalnya ,
bangsa Indonesia harus berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya dalam semua
aspek kehidupan , baik politik , ekonomi , sosial budaya maupun pertahanan dan
keamanan demi tercapainya tujuan nasional sesuai dengan yang tertera pada
Pembukaan UUD 1945 .
Selain itu demi terciptanya kedaulatan nasional kedepan kita
sebagai bangsa Indonesia harus memilki
Ø Kesadaran cinta tanah air di kalangan masyarakat, untuk
menumbuhkan semangat bela negara sebagai tanggung jawab setiap warga negara
Indonesia.
Ø Sistem informasi cepat dan deteksi dini yang
menjangkau seluruh pelosok daerah guna mencegah timbulnya konflik dan
perpecahan.
Ø Mencegah munculnya daerah-daerah rawan karena faktor
alam atau manusia yang akan menjadi penyebab berkembangnya berbagai bentuk
konflik sosial yang merugikan kerukunan dan kedamaian masyarakat, mengganggu
integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia
Diharapkan dengan adanya rasa saling memiliki
dan rasa tanggung jawab bersama untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
inilah kedepannya bangsa Indonesia dapat menjadi negara yang kuat dan menjadi
bangsa yang tidak mudah dipermainkan negara lain sehingga bangsa Indonesia
dapat menemukan jati dirinya sebagai bangsa yang kuat, dan mampu bertahan dalam
kancah persaingan Internasional. Agar jangan sampai bangsa Indonesia kehilangan
kekayaannya baik berupa kekayaan alamnya yang melimpah maupun kekayaan
budayanya yang begitu beranekaragam. Jangan sampai kekayaan bangsa Indonesia
nanti diklaim ataupun dirampas secara paksa oleh bangsa lain seperti yang lalu.
Bukti nyata yang sudah terjadi
adalah lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia, sedangkan bukti sejarah jelas-jelas
menyatakan bahwa pulau Sipadan dan pulau Ligitan adalah bagian dari wilayah
Nusantara dan merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Bulungan di Kalimantan
Timur. Masih ada kemungkinan ancaman lain dari luar yang dapat merugikan
Indonesia dalam mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, kondisi faktual diantaranya klaim Malaysia terhadap blok
Ambalat di kalimantan Timur,
klaim batas wilayah laut oleh Singapura dan batas-batas Negara Indonesia di
daratan pulau Kalimantan, pulau Irian jaya dan pulau Timor.
Dihadapkan kepada kondisi bangsa
Indonesia saat ini maka sudah mulai terjadi pengingkaran terhadap cita-cita
Patih Gajah Mada sebagai nenek moyang bangsa Indonesia yang telah mempersatukan
Nusantara melalui sumpahnya. Bukti nyata yang sudah terjadi adalah
lepasnya pulau Sipadan dan Ligitan ke tangan Malaysia, sedangkan bukti sejarah jelas-jelas
menyatakan bahwa pulau Sipadan dan pulau Ligitan adalah bagian dari wilayah
Nusantara dan merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Bulungan di Kalimantan
Timur. Masih ada kemungkinan ancaman lain dari luar yang dapat merugikan
Indonesia dalam mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, kondisi faktual diantaranya klaim Malaysia terhadap blok
Ambalat di kalimantan Timur,
klaim batas wilayah laut oleh Singapura dan batas-batas Negara Indonesia di
daratan pulau Kalimantan, pulau Irian jaya dan pulau Timor.
Sedangkan bangsa indonesia saat
ini ada isu disintegrasi bangsa yang
dilakukan oleh kelompok tertentu seperti diwilayah propinsi Irian jaya (Papua)
yang mengarah kepada konflik vertikal dan kerusuhan sosial yang terjadi di
beberapa daerah yang mengarah kepada konflik horizontal apabila dibiarkan terus
berkembang maka dapat mengancam kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa.
Sehingga perlu adanya pemahaman
terhadap wawasan Nusantara sebagai wawasan kebangsaan Indonesia dan menjadi
nilai dasar Ketahanan Nasional Indonesia, sebagaimana dikatakan oleh
pakar ketahanan nasional Sayidiman
Suryohadiprojo, Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
terhadap eksistensi dirinya ditengah-tengah masyarakat
Internasional. Secara prinsip, Indonesia adalah Negara kesatuan yang
berlandaskan Pancasila. Sedangkan
keanekaragaman ras, suku, agama dan bahasa daerah merupakan khasanah budaya
yang dapat menjadi unsur pemersatu bangsa. Dengan demikian apa yang
sudah dirintis oleh nenek moyang bangsa Indonesia dari masa kejayaan Kerajaan
Majapahit perlu dipertahankan dan
dilestarikan kedaulatannya oleh seluruh
rakyat Indonesia dalam kerangka NKRI dengan sesanti Bhineka Tunggal Ika.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri
dan lingkungan sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bermartabat serta menjiwai tata hidup dalam mencapai tujuan
perjuangan nasional.
2.
Wawasan nusantara komponen ideologis negara dalam memulai pembangunan kesadaran
masyarakatnya untuk bersatu dan melakukan tujuan yang sama.
3.
Wawasan nusantara terhadap kesatuan suatu bangsa terdapat hubungan
yang paralel. Hubungan tersebut tersimpul oleh peranan wawasan nusantara
terhadap kesatuannasional yang begitu saling terkait.
4.
Karakteristik bangsa Indonesia yang beragam menuntut pemerintah
untuk melakukan hal yang berbeda pada setiap daerah dengan karakteristiknya
masing-masing.
3.2 Saran
1.
Sebagai generasi muda kita harus giat mempelajari ilmu tentang wawasan
nusantara baik yang bersumber dari buku ataupun sumber bacaan lain yang
berkaitan dengan wawasan nusantara untuk dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kita tentang wilayah dan keadaan nusantara sehingga dapat menjiwai nilai
wawasan nusantara untuk kemajuan dan kesatuan bangsa indonesia.
2.
Sebaiknya kita semua sebagai mahluk sosial,individu maupun mahluk Tuhan Yang
Maha Esa harus harus berusaha menerapkan dan mengamalkan nilai wawasan
nusantara dalam kehidupan berbangsa.
3.3 DAFTAR PUSTAKA
Sayidiman
Suryohadiprojo, Let.Jen.TNI (Purn). 2006. Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta : Gramedia.
Puji Triwidodo, ST., Akademisi &
Praktisi Pendidikan, Kontributor TANDEF
Tidak ada komentar:
Posting Komentar